Suatu Sore di Kampung Wisata

Posting kiriman dari Mirfano

Jember. Akhir Oktober 2008. Setelah menerima undangan dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Kampung Wisata Ambulu yang diantarkan langsung oleh salah satu pengurusnya, saya putuskan untuk hadir secara pribadi karena ada sesuatu yang unik dengan KSU ini. Sabtu 25 Oktober 2008 yang cerah, kami berangkat berdua saja dengan isteri tercinta (tanpa supir) tepat pukul 13.00 menuju kawasan wisata pantai watu ulo di Kecamatan Ambulu 45 km dari pusat kota Jember.

Inilah kali pertama saya mengunjungi koperasi yang dibentuk hampir 2 tahun yang lalu secara organisme. Ya secara organisme maksud saya secara alamiah
Pada tahun 2006, ada sekelompok anak muda yang datang ke kantor saya bermaksud mendirikan koperasi. Mereka berasal dari Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu, sebuah desa yang paling dekat dengan kawasan wisata pantai Watu Ulo. Disebut watu ulo karena, di pantai tersebut terdapat batu karang yang memanjang menyerupai ular yang menjorok ke laut. Sebagai pantai selatan pulau jawa, pantai watu ulo ini berombak cukup besar. Mata pencaharian masyarakat di Desa Sumberejo ini adalah petani dan nelayan. Keinginan dan tekad yang kuat dari sekelompok anak muda ini tampak dari kehadiran mereka beberapa kali untuk belajar tentang koperasi. Saya kagum kepada mereka. Saya berpesan kepada bidang kelembagaan yang membina kelembagaan koperasi agar mereka diperlakukan secara khusus. Saya sangat bersyukur 3 orang personil Dinas Koperasi UMKM Jember Bpk Sudaljono (Kabid Kelembagaan), Ibu Sartini (Staf Bidang Kelembagaan) dan Bpk Bambang Kurnia yang secara khusus membina akuntansi ternyata secara sungguh-sungguh menjadi guru yang baik bagi mereka. Hasilnya, setelah 2 tahun KSU Kampung Wisata berdiri omsetnya sudah mencapai lebih dari Rp. 100 juta dan anggotanya lebih dari 100 orang. Dan yang lebih penting lagi, mereka tumbuh secara mandiri
Setelah bersusah payah mencari lokasi pertemuan halal-bihalal, sampailah juga saya di Kantor KSU Kampung Wisata tempat penyelenggaraan pertemuan. Tempat pertemuan sangat sederhana. Ada terop/tenda yang rangkanya dari kayu dan atapnya dari plastik berwarna biru. Terop seperti ini sudah cukup mewah untuk kawasan pedesaan. Tersedia sejumlah kursi plastik untuk 200 orang sedangkan di bagian depan ditempatkan sofa khusus untuk tamu VIP. Di bagian paling depan tempatkan sebuah mimbar berukuran tanggung untuk pidato yang dihadapannya diberi taman sederhana ada kolam buatan berukuran kecil dikelilingi pot bunga untuk memperindah dekorasi. Diujung terop terdapat tulisan “ BERSAMA KOPERASI KAMPUNG WISATA TINGKATKAN SADAR BERKOPERASI MENATA EKONOMI MASYARAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN BERSAMA”. Terus terang saya terperanjat, kaget, getun , heran bagaimana institusi ekonomi ini dapat memilih kalimat itu sebagai tema acara. Saya tidak tahu dengan siapa mereka berkonsultasi memilih tema. Tetapi terlepas dari itu semua, hal yang sangat membanggakan adalah mereka memiliki inisiatif dan kemandiri, 2 hal penting yang harus tercipta untuk membangun masyarakat madani. Saat kami tiba di lokasi acara, kami disambut dengan senyum gembira oleh para pengurus. Ternyata Camat Ambulu Bpk Suryadi, Danramil Ambulu dan Kepala Desa Sumberejo telah datang terlebih dahulu, menyapa dan bersalaman. Kamipun terlibat dalam perbincangan kecil sambil menunggu acara dimulai. Satu pesan yang saya sampaikan kepada camat Suryadi yaitu para pengurus koperasi ini adalah orang-orang luar biasa, mereka adalah pejuang ekonomi
Jarum jam di tangan kiri saya menunjukkan pukul 14.30, para peserta halal bihalal yang terdiri dari anggota KSU sudah memenuhi kursi-kursi dibelakang saya, acara belum juga dimulai padahal pada undangan tertulis acara pukul 13.30. Bapak camat disebelah saya beberapa kali melihat jam tangannya sambil berbisik mengeluhkan keterlambatan acara. Saya terdiam, sangat maklum kalau acara di desa sering molor. Jam karet begitu istilahnya. Sejenak kemudian datang serombongan tamu dan orang berteriak dibelakang saya berkata “Bapak-bapak caleg sudah datang”. Kamipun bersalaman dengan rombongan, beberapa orang bersalaman dan melewati tempat saya duduk belum ada yang saya kenal. Ketika saya bersalaman dengan seseorang berbaju lengan pendek cokelat bermotif hitam, secara spontan saya berkata “apa khabar mas?, kita pernah bertemu di hotel panorama beberapa waktu yang lalu”. Ya saya kenal beliau, dialah mas Taufik Hidayat anggota DPR-RI dari dapil Jember – Lumajang. Pria bertubuh subur dan berwajah sabar (itu komentar isteri saya tentang mas taufik) tersenyum dan menjawab sapaan saya sambil berjalan menuju kursi sofa yang telah disiapkan. Setelah rombongan menempati posisi tempat duduknya masing-masing di sofa depan, acarapun dimulai
Acara halal bihalal dilakukan mirip lomba pidato karena yang memberi sambutan cukup banyak. Mulai dari ketua penyelenggara, pengurus koperasi, kepala dinas koperasi UMKM, camat, mas yudi (caleg) dan terakhir mas Taufik. Pengurus koperasi bercerita tentang perjuangan mereka membangun koperasi sampai harus berurusan dengan polisi, saya memberi bekal tentang bagaimana membangun koperasi bernilai bisnis, mas yudi memperkenalkan diri sebagai caleg untuk dapil ambulu dan mas Taufik menyampaikan komitmennya sebagai penerus dan pejuang aspirasi masyarakat. Semuanya baik dan indah. Tidak ada nuansa politik dalam acara itu. Justru yang mengesankan adalah komitmen-komitmen kami semua. Saya juga tidak menyangka acara ini akan dihadiri oleh mas Taufik sehingga saya tetap berprasangka khusnuzon kepada semua
Ada yang menarik dari cerita mas Taufik dihadapan para anggota koperasi. Beliau sedikit bercerita tentang Bank Indover di Belanda dan sedikit membahas tentang perjuangan pengurus koperasi yang selama setahun tidak mendapat gaji dari jerih payahnya sebagai pengurus. Dua hal yang sangat kontradiktif. Institusi yang besar diselamatkan karena menyangkut kredibilitas bangsa sedangkan yang kecil dibiarkan berjuang sendiri untuk bisa survive. Itulah sebabnya saya dan seluruh staf Dinas Koperasi UMKM berupaya menemani pengusaha mikro dan institusinya agar mereka tidak sendirian menghadapi persoalan ekonomi yang semakin kompleks ibarat lingkaran setan tak berujung pangkal
Lomba pidato selesai, kamipun bersantap makan bersama. Para pengurus menyediakan kami menu special yaitu masakan ikan laut yang luar biasa enaknya. Layaknya orang desa yang kental dengan nilai-nilai menghormati tamu, kamipun pulang dengan membawa oleh-oleh terasi yang menjadi salah satu produk unggulan masyarakat nelayan. Saya pulang bersama isteri dengan perasaan bahagia. Tali silaturahmi kami dengan masyarakat nelayan akan kami rawat dengan baik……….

0 comments:

Posting Komentar

daftar kbj
sumbang

Chatt KBJ


Free chat widget @ ShoutMix